Ketika Para Polisi Laki-laki Bicara Kerja Domestik

“Kalo saya, sudah terbiasa mas mencuci pakaian di rumah ….” begitu kata pak Pak Thoat, seorang polisi dari satu Polsek di Bantul.

Senada dengan Pak Thoat, Pak Indra Giri mengatakan “…Perempuan ada kalanya tidak dapat melakukan pekerjaannya yakni pada saat haid, saat itulah saya membantu isteri saya mencuci piring, mengepel…”.

Itulah beberapa komentar dari peserta Talkshow “Pelibatan Laki-laki dalam Pemberdayaan perempuan”. Talk show ini diselenggarakan oleh Rifka Annisa bekerjasama dengan Jaringan Perempuan Bantul dan Gerakan Laki-laki Baru Yogyakarta dalam rangka memperingati hari Kartini.

Hadir sebagai pembicara dalam acara ini Iptu Heri Maryanta, Satreskrim Polres Bantul, Faiz Hayaza, psikolog dan Ibu Susi Wahyuningsih Aktivis Perempuan dari Dusun Kadisoro Bantul.

Talkshow yang dipandu oleh Nur Hasyim manager Divisi Mens Program Rifka Annisa ini berlangsung menarik karena peserta mengungkapkan persoalan-persoalan kongkrit terkait dengan isu gender seperti persoalan pembagian peran di dalam rumah.

Faiz Hayaza mengungkapkan “seringkali laki-laki merasa harga dirinya turun ketika melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga hal ini terjadi karena pencitraan tentang pekerjaan domestik sebagai pekerjaan perempuan.

Padahal laki-laki dapat melihat pekerjaan domestik secara berbeda dengan mengatakan kepada diri sendiri “bahwa saya sedang melakukan pekerjaan, dengan begitu melakukan pekerjaan domestik tidak lagi menurunkan harga diri laki-laki akan tetapi menjadikan nilai tambah bagi laki-laki”.

Masih menurut Faiz, laki-laki yang memiliki penghargaan diri yang positif biasanya tidak memiliki banyak persoalan dengan masalah pekerjaan publik maupun domestik seperti mencuci, atau mengepel rumah”.

Sementara Pak Heri Maryanta memberi pesan sebaiknya laki-laki menjaga rumah tangganya jangan sampai terjadi kekerasan dalam rumah tangga karena jika terjadi kekerasan dalam rumah tangga, keluarga juga yang rugi dan jika menjadi kasus hukum akan menjadi persoalan yang pelik bagi keluarga terlebih bagi anak-anak.

Dalam kesempatan itu, Ibu Susi mengatakan bahwa memang tidak mudah mengajak laki-laki untuk berperan dalam pemberdayaan perempuan, namun dengan cara yang tepat laki-laki dapat diajak mengambil peran dalam pemberdayaan perempuan.

About Redaksi ALB

Check Also

Webinar Konsultasi Nasional: Refleksi Pelibatan Laki-laki di Indonesia

Pengantar Upaya mencapai keadilan dan kesetaraan gender dilakukan dengan mendorong perubahan norma budaya patriarki yang …

2 comments

  1. wah wah salut bagi para lelaki yang mau membantu pekerjaan istrinya aku juga mau punya suami kayak gitu

    • tidak persoalan berbagi peran akan tetapi juga berbagi dalam proses pengambilan keputusan. dan terima kasih untuk dukungannya, ajak temen-temen untuk bergabung dalam gerakan ini fia facebook atau twitter (aliansi laki-laki baru)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *