50% dari korban kekerasan seksual di seluruh dunia adalah remaja perempuan di bawah usia 16 tahun!
Sekitar 7 dari 10 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau kekerasan seksual dalam hidupnya.
Pada tahun 2011, setiap harinya ada 12 perempuan menjadi korban kekerasan seksual di Indonesia
Lembar fakta catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2011 menyebutkan, kekerasan seksual khususnya teror perkosaan sebanyak 4335 kasus dimana 2937 kasus terjadi di ranah publik. Selaras dengan data yang dihimpun Rifka Annisa, ada 395 kasus perkosaan yang dilaporkan sepanjang tahun 1994-2011. Tahun 2012, Rifka Annisa juga mencatat bahwa hingga bulan September telah terjadi 19 kasus perkosaan.
Melihat fakta-fakta di atas, persoalan kekerasan seksual adalah persoalan yang serius di dunia, khususnya di Indonesia. Salah satunya adalah perkosaan yang merupakan sebuah tindak kejahatan yang telah menafikan keberadaan korban sebagai manusia. Perkosaan juga akan merampas masa depan korban bahkan tak jarang menimbulkan trauma psikologis, tertular infeksi menular seksual, serta kehamilan yang tidak diinginkan.
Tidak hanya itu, sikap masyarakat yang kerap menyalahkan korban dan melakukan pengucilan terhadap korban justru menambah beban sosial yang harus ditanggung perempuan. Tentu kita masih ingat beberapa komentar pejabat publik yang cenderung menyalahkan korban dan menuding perilaku dan cara berpakaian perempuan sebagai penyebab terjadinya kekerasan seksual. Padahal dari berbagai fakta dari berbagai penelitian telah membuktikan bahwa persoalan perkosaan terjadi karena relasi kuasa yang tidak berimbang antara pelaku dan korban.
Sebuah fakta bersama bahwa mayoritas pelaku kekerasan seksual adalah laki-laki. Namun di sisi lain, menurut penelitian Rifka Annisa, laki-laki bisa menjadi pihak potensial untuk mengeliminasi kekerasan seksual. Oleh karena itu, laki-laki harus mengambil bagian dalam mencegah dan menolak kekerasan seksual.
Sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kami, maka Aliansi Laki-Laki Baru akan melakukan aksi damai “Laki-laki Menolak Kekerasan Seksual”pada 7 April 2013, jam 7:00 pagi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Selain itu, aksi ini merupakan upaya untuk mengajak masyarakat, khususnya laki-laki untuk mengambil bagian dalam gerakan untuk menolak kekerasan.
Dalam aksi damai ini, beberapa penggiat kami akan menggunakan rok mini sebagai simbol protes kami terhadap cara pandang masyarakat, terutama pejabat publik yang melihat bahwa cara berpakaian adalah penyebab terjadinya perkosaan.
Merujuk pada fakta di atas, maka Aliansi Laki-laki Baru (ALLB) sebagai gerakan laki-laki untuk keadilan gender menyatakan:
- Mendesak pemerintah untuk mengambil langkah yang serius dan tegas terkait dengan meningkatnya fenomena kekerasan seksual serta menghukum para pelaku dengan maksimal.
- Mendesak pemerintah untuk menyediakan mekanisme perlindungan dan pemulihan bagi para korban yang menjadi korban kekerasan
- Mengajak para laki-laki yang tidak setuju dengan kekerasan terhadap perempuan untuk bersikap dan bersuara menolak kekerasan seksual.
- Mengajak para orang tua untuk mendidik anak mereka untuk tidak melakukan kekerasan terutama dalam bentuk kekerasan seksual kepada orang lain
Jika anda membutuhkan informasi lebih jauh, silahkan hubungi Syaldi Sahude (0814-10052222) dan Wawan Suwandi (0813-18927206).
Anda bisa mendpatkan informasi mengenai Aliansi Laki-laki Baru dengan mengunjungi www.lakilakibaru.or.id atau mengikuti akun twitter @lakilakibaru
Silakan unduh versi PDF – 20130400_Press Release_Laki-laki Menolak Kekerasan Seksual_Media