Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi male feminist oleh Aliansi Laki-Laki Baru di media sosial. Penelitian ini menggunakan teori dramaturgi yang dikembangkan oleh Erving Goffman sebagai panduan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konten tweets yang diunggah @lakilakibaru ke Twitter adalah dengan topik informasi kegiatan, kekerasan gender, pelibatan laki-laki dalam kesetaraan gender, maskulinitas pria, candaan berbau seksis, hubungan agama dan gender, politik gender, serta penggunaan istilah berbau seksis. Interaksi yang dilakukan oleh @lakilakibaru melalui fitur replies bersifat netral, solutif dan meluruskan dengan argumen yang disertai data. Kemudian, interaksi yang dilakukan oleh @lakilakibaru melalui fitur retweet dari postingan akun gerakan perempuan dan kesetaraan gender yang dianggap sejalan dengan prinsip @lakilakibaru adalah selain karena tweets tersebut penting dibaca, sekaligus untuk membangun relasi kemudian. Penggunaan bahasa verbal oleh @lakilakibaru disesuaikan dengan konteksnya, didukung dengan bahasa nonverbal yang berfungsi sebagai penegas. male feminist yang ditampilkan oleh @lakilakibaru di Twitter adalah laki-laki dapat menjadi sensitif, gentle, takut, penuh kasih sayang, serta berdandan. Laki-laki juga dapat berbagi peran (diluar peran biologis) dengan perempuan, seperti berbagi pekerjaan domestik dan pencarian nafkah. Kemudian, untuk menghindari normalisasi atas pelecehan terhadap perempuan, laki-laki yang peduli terhadap perempuan menghindari candaan seksis. Laki-laki tidak mendominasi dalam relasinya dengan pasangan dan tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan, baik kekerasan verbal, fisik, maupun emosional.
Peneliti: Elisabeth Windy Ancesia Simaibang, Atwar Bajari