Dicari Lelaki Baru, Syaratnya Bukan Abuser

KOMPAS.com – Perempuan kebanyakan menjadi target kekerasan, dan lelaki menjadi pelakunya. Saatnya lelaki terlibat, membangun kesadaran kaumnya untuk menghentikan kekerasan.
Nur Iman Subono, inisiator Gerakan Laki-laki Baru, mengatakan lelaki harus menjadi bagian gerakan perempuan, peduli terhadap perempuan, dan perlu dilibatkan.

“Lelaki yang diinginkan adalah tidak abuser. Keutamaan lelaki (manhood) dikondisikan sesuai nilai yang dikonstruksikan secara sosial. Lelaki kemudian menjadi role model, lelaki harus agresif dan macho. Konstruksi citra lelaki inilah yang membuat lelaki menjadi abuser dan menjadi penyebab kekerasan terhadap perempuan,” papar aktivis yang akrab disapa Boni ini, dalam seminar bertema “Gerakan Laki-laki Baru” di Jakarta belum lama ini.

Secara kultural, lelaki ditempatkan pada posisi lebih tinggi dan perempuan lebih rendah. Nilai ini dipahami dan muncul lah kriteria seperti lelaki sebagai pencari nafkah, kelahiran anak lelaki lebih diharapkan, dan privelese lain yang didapati kaum adam.

Boni menjelaskan, tidak semua lelaki sanggup dengan kriteria dari masyarakat yang melekat padanya. Kekerasan terhadap perempuan muncul karena lelaki tidak mampu memenuhi kriteria ini dan menjadi tidak percaya diri karenanya.

Meski begitu, persoalannya bukan sekadar sanggup atau tidak sanggup menjalani kriteria. Boni menegaskan jika manhood beserta kriterianya terus dipelihara, kekerasan terhadap perempuan akan terus direproduksi. Sebab, lelaki akan selalu merasa menjadi nomor satu dengan segala kekuatan yang diberikan kepadanya.
“Korban ketidakadilan lebih banyak perempuan, namun banyak pula lelaki. Perlu dibangun kesadaran bersama bahwa ada alasan rasional bagi semua untuk terlibat mencari solusi,” jelas Boni.

Kekerasan menimbulkan kerugian kepada korban, perempuan atau lelaki. Jika selama ini gerakan perempuan bersuara keras meminta keadilan, saatnya lelaki terlibat dengan gerakan laki-laki baru. Lelaki yang menolak kekerasan dan tak menomorsatukan manhood, terutama dirinya sebagai lelaki.

Sumber: Kompas

About Redaksi ALB

Check Also

Mengapa Laki-laki Perlu Memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, dan Apa yang Dapat dilakukan Laki-laki untuk Mencegah Kekerasan Berbasis Gender?

  Sekilas Tentang Sejarah Aktivitas 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) pertama kali digagas …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *