Mendorong Keadilan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Lotim. SK_Keterlibatan laki-laki dalam menegakkan keadilan dalam pengelolaan SDA telah lama berlangsung. Pelibatan laki-laki untuk mendorong keadilan tersebut telah berkembang di beberapa komunitas pemuda di kabupaten Lombok timur.

Upaya tersebut sudah mulai digagas para aktivis pemerhati perempuan Gema alam NTB, sejak akhir 2012 di antaranya, pengukuhan forum laki-laki baru pada sepuluh komunitas pemuda kawasan sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pohgading Sunggen dan DAS Barong pancor.

Dikatakan Ziko, salah seorang aktivis perempuan, beberapa bentuk kerjasama dan strateginya sudah mulai direalisasikan dalam berbagai program. “Ya… seperti sosialisasi tentang LLB, kampanye anti kekerasan terhadap perempuan, diskusi kecil dengan masyarakat”.

Ziko melanjutkan “Kegiatan ini telah dilakukan di 5 desa kawasan sub DAS Pohgading Sunggen dan 5 kelurahan kota kawasan sub Das Pancor Barong”, jelas Ziko saat dikonfirmasi pada hari Rabu, 26 November 2014.

Keterlibatan laki-laki merupakan sebuah strategi yang tidak bisa dilepaskan dari upaya lain dalam gerakan perempuan sendiri sebagai pemimpin gerakan dalam perjuangan meraih keadilan melalui pengelolaan sumber daya alam dan berimplikasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan.

Dikatakan pula, Pandangan laki-laki sebagai musuh, kini laki-laki sebagai mitra penyeimbang dari gerakan perempuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa budaya patriarki yangmenempatkan laki-laki lebih dominan daripada perempuan seringkali membuat laki-laki bertindak sebagai pelaku tindak kekerasan terhadap perempuan.

“Dengan adanya pemahaman bahwa laki-laki bukan bagian dari musuh, melainkan laki-laki juga bagian dari sahabat pergerakan dalam agenda penempatan ruang yang sama bagi perempuan dalam pengelolaan suber daya manusia” ujar Ziko yang juga aktif di Gema Alam NTB.

Sambutan atas perkembangan positif ini tampak pada menguatnya kelompok laki-laki yang terlibat dalam agenda hak-hak perempuan. Begitu juga dengan munculnya forum khusus laki-laki yang memiliki perspektif terhadap hak-hak perempuan, sebagai bagian dari partisipasi mereka terhadap agenda pemberdayaan perempuan.

“Yang lebih penting, apresiasi atas dasar kemitraan dengan kemunculan forum-forum tersebut atau indvidu laki-laki yang terlibat dalam kerja pergerakan perempuan, seperti terbentuknya community organizer disetiap komunitas dan dikukuhkannya coordinator forum laki-laki baru di kawasan sub das Pohgading sunggen dan DAS pancor barong” tambah Ziko mengakhiri.

Sumber: Suara Komunitas

About Redaksi ALB

Check Also

Mengapa Laki-laki Perlu Memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, dan Apa yang Dapat dilakukan Laki-laki untuk Mencegah Kekerasan Berbasis Gender?

  Sekilas Tentang Sejarah Aktivitas 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) pertama kali digagas …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *