Sering kali laki-laki tak mampu mengelola amarahnya sehingga melakukan kekerasan. Lalu, bagaimana mengelola amarah dengan baik tanpa menggunakan kekerasan?
- Marah adalah hal yang manusiawi. Tidak ada salah atau benar soal marah.
 - Namun, saat bicara tindakan—sebagai respon atas rasa marah—baru kemudian ada sisi positif dan negatif dalam mengelola marah.
 - Rasa marah tidak muncul tiba-tiba tapi melalui tahapan. Kita sering tak mengenalinya karena tidak terlatih mengelola amarah.
 - Marah selalu ada pencetusnya, lalu ditandai perubahan fisik. Oleh karena itu, sangat penting mengenali keduanya.
 - Dengan mengenali pencetus dan tanda-tanda tubuh, kita lebih mungkin dapat mengontrol marah—dan bukan sebaliknya, dikontrol oleh marah.
 - Dengan menguasai rasa marah, kita berusaha untuk tetap rasional, sehingga dapat memilih bentuk tindakan yang positif.
 - Mengontrol rasa marah memungkinkan kita menentukan kapan harus time out ketika sudah tidak dapat mengendalikan marah.
 - Time out adalah jeda sesaat yang terencana untuk menenangkan diri. Setelah tenang, kita kembali untuk menyelesaikan masalah.
 - Teknik time out sangat penting untuk menghindari tindakan kekerasan akibat tak dapat mengendalikan rasa marah.
 - Kenali pencetus, kenali perubahan-perubahan pada tubuh, pilih tindakan yang positif dan ambil time out saat merasa tak dapat mengontrol marah.
 
Aliansi Laki-laki Baru Gerakan Laki-laki untuk Keadilan Gender
				
		
						
					
						
					
						
					
					
				
One comment
Pingback: Tips Mengelola Amarah