Feminisme Laki-laki Dalam Praktek

Tanggal 14 Agustus 2015 hari Jum’at lalu, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mengundang Aliansi Laki-Laki Baru sebagai narasumber dalam mata kuliah Feminisme. Kegiatan yang diselenggarakan UKSW ini merupakan kegiatan perkuliahan seperti biasa.

Menariknya kuliah tersebut tidak hanya diikuti oleh mahasiswa program studi sosiologi yang memang diwajibkan mengambil mata kuliah tersebut, namun kuliah yang diberi topik “Feminisme Laki-laki Dalam Praksis Menghadirkan Keadilan Gender di Lingkungan Kampus” ini juga diikuti oleh mahasiswa dari program studi lainnya, bahkan mahasiswa yang mengambil program magister pun terlibat dalam kuliah ini.

Kehadiran Aliansi Laki-laki Baru dalam mengisi mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pandangan tentang feminisme sebagai konsep, pendekatan, dan metode praktis dari perspektif laki-laki khususnya di lingkungan kampus.

Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memperoleh pengalaman praktis tentang bagaimana peran feminisme laki-laki dalam membangun citra baru laki-laki sebagai bagian dari gerakan konstruktif mambangun lingkungan kampus yang menghadirkan kesetaraan dan keadilan gender. Harapan tersebut disampaikan langsung oleh Dosen Mata Kuliah Feminisme Ina Hunga dalam pengantarnya ketika perkuliahan dimulai.

Dalam kegiatan perkuliahan tersebut, Saeroni selaku perwakilan dari Aliansi Laki-laki Baru menyampaikan banyak hal tentang gerakan laki-laki dalam keadilan gender. Dalam paparannya, dia menyampaikan tentang pengalaman pembelajaran beberapa lembaga perempuan yang memperjuangkan keadilan gender dan penghapusan kekerasan terhadapa perempuan.

Penjelasan tentang gerakan Aliansi Laki-laki Baru kemudian mencapai titik pembelajaran tentang teori maskulinitas dan adanya relasi kuasa yang timpang. Penjelasan tersebut di atas rupanya menarik perhatian mahasiswa dikarenakan selama ini yang mereka ketahui adalah tentang teori feminis dan pemberdayaan perempuan. Hal itu kemudian menciptakan suasana perkuliahan berjalan dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mahasiswa.

Ketertarikan mahasiswa sampai pada pendekatan apa yang digunakan oleh Aliansi Laki-laki Baru untuk mengajak para laki-laki memahami tentang gender. Namun, diskusi yang berjalan sangat menarik tersebut, harus rela berakhir dikarenakan waktu yang terbatas.

Dalam penutupan, dosen Ina Hunga kemudian mengingatkan kembali bahwa diperlukan adanya sinergi pemahaman tentang teori feminis dengan teori maskulinitas agar perjuangan keadilan dan kesetaraan gender bisa tercapai baik melalui gerakan perempuan maupun gerakan laki-laki.

About Haryo Widodo

pegiat Aliansi Laki-laki Baru dan staf Rifka Annisa- Jogja

Check Also

Webinar Konsultasi Nasional: Refleksi Pelibatan Laki-laki di Indonesia

Pengantar Upaya mencapai keadilan dan kesetaraan gender dilakukan dengan mendorong perubahan norma budaya patriarki yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *