Sebagai bagian dari kampanye membangun citra baru laki-laki yang lebih egaliter dan anti kekerasan, Rifka Annisa bekerja sama dengan Aliansi Laki-Laki Baru, dengan dukungan UN Women, menyelenggarakan kampanye tentang laki-laki baru untuk remaja dengan menggunakan media sosial.
Penggunaan media sosial sebagai media kampanye ini terkait dengan populernya media sosial di kalangan remaja sekaligus adanya tren penggunaan media sosial untuk gerakan sosial.
Kampanye laki-laki baru dengan menggunakan media sosial ini memilih kompetisi film pendek untuk siswa SMU se-DIY sebagai kegiatan utama dengan beberapa subkegiatan, di antaranya workshop pembuatan film untuk SMU dan Diskusi Film.
Sebagai sebuah kampanye yang mengintergrasikan media sosial sebagai media kampanye maka sejak awal dimulainya kompetisi, media sosial seperti Facebook dipakai sebagai media sosialisasi.
Dengan menggunakan akun Rifka Annisa, grup Laki-Laki Baru dan Grup Bicara (sebuah grup yang dibuat untuk program radio Bicara) kompetisi film pendek ini dipublikasikan. Demikian juga akun-akun personal staf Rifka Annisa dan Anggota Aliansi Laki-laki Baru ikut ambil bagian dalam mensosialiasikan kompetisi film pendek ini.
Melalui akun Facebook inilah yang mendorong 6 kelompok pelajar SMU di Yogyakarta mengikuti workshop pembuatan film yang diselenggarakan pada tanggal 13 sampai dengan 14 Agustus 2011.
Workshop ini mendiskusikan beberapa tema penting dalam produksi film yang meliputi sinematografi, editing, manajemen produksi, penulisan naskah dan materi singkat mengenai tema “Laki-Laki Baru”.
Dari proses workshop ini setidaknya ada 5 kelompok berkomitmen untuk mengikuti kompetisi film pendek ini, akan tetapi sampai dengan batas akhir kompetisi hanya 2 kelompok yang ikut ambil bagian dalam kompetisi ini.
Kedua kelompok tersebut adalah MAN 2 Wates dengan film berjudul Di Balik Tangisan Reva dan Soul Agency dengan film berjudl Gatot Kaca Falling in Love.
2 karya tersebut yang dilakukan penilaian oleh Juri dan karena beberapa pertimbangan bahwa tidak ada yang memenangkan kompetisi film pendek ini akan tetapi sebagai penghargaan, Rifka Annisa bersama Aliansi Laki-laki memberikan dana pembinaan untuk kedua kelompok untuk dapat memproduksi karya baru yang lebih berkualitas dan mampu membangun citra baru laki-laki yang lebih egaliter dan anti kekerasan.
Sebagai kegiatan akhir dari rangkaian kompetisi Film pendek ini dan Sebagai bagian dari upaya membuka ruang diskusi terkait dengan isu laki-laki dan maskulinitas maka Rifka Annisa bekerja sama dengan Aliansi Laki-Laki baru dengan dukungan penuh UN Women menggelar bedah Film terhadap kedua film yang ikut dalam kompetisi ini.
Dari diskusi ini terungkap bahwa dari sisi sinematografi kedua film tersebut masih sangat perlu pengembangan demikian juga dari sisi substansi isu yang diusung “Di Balik Tangisan Reva” masih berbicara tentang ketidakadilan gender yang umum dan gagal mengungkap persoalan maskulinitas dan implikasinya bagi perempuan dan laki-laki.
Sedangkan film “Gatot Kaca Falling in Love” meskipun mampu menggambarkan tentang bagaimana konsep laki-laki (maskulinitas) dikonstruksi secara sosial akan tetapi film ini terjebak pada proses peneguhan tentang konsep laki-laki yang dominan superior serta permisif kekerasan.