Laki-laki: Pemimpin, Maskulinitas dan Kekerasan

Konstruksi budaya patriarki yang berakar kuat di masyarakat telah melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan,seperti subordinasi, marginalisasi ekonomi, stereotipe, beban ganda, dan kekerasan.

Gerakan keadilan dan kesetaraan gender lebih banyak dimotori oleh perempuan dan pendekatannya lebih terfokus pada upaya penguatan dan pemberdayaan perempuan. Perjuangan perempuan bertahun-tahun dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender tersebut melahirkan banyak perubahan di masyarakat. Keterlibatan perempuan dalam ruang-ruang publik makin banyak dijumpai dan dalam berbagai sektor yang makin meluas.

Namun demikian transformasi yang terjadi pada kaum perempuan ini tidak sebanding dengan adanya transformasi pada kaum laki-laki. Bagi perempuan, transformasi ini menimbulkan tumbuhnya kesadaraan diri serta peningkatan pengetahuan tentang ketidakadilan gender dan perjuangan mencapai keadilan gender.

Sementara itu dari sisi laki-laki, muncul resistensi terhadap perjuangan perempuan dalam mencapai keadilan gender. Banyak laki-laki merasa bahwa gerakan menuju keadilan gender adalah sebagai bentuk perlawanan kaum perempuan terhadap kaum laki-laki. Banyak laki-laki tidak menyadari dampak dari konstruksi budaya patriarkhi dan ketidakadilan gender bagi dirinya.

Kondisi tersebut telah menginspirasi beberapa kalangan laki-laki untuk turut serta merefleksikan dampak-dampak dari kontstruksi budaya patriarkhi terhadap laki-laki sendiri dan khususnya perempuan. Hasil dari proses refleksi ini mendorong lahirnya sebuah gerakan perlibatan laki-laki untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender serta penghapusan kekerasan terhadap perempuan.

Keterlibatan laki-laki dalam gerakan keadilan dan kesetaraan gender seringkali terhambat oleh nilai-nilai maskulinitas yang diekspresikan dengan cara negatif dan mengesampingkan pemahaman yang lebih positif tentang bagaimana menjadi laki-laki. Sementara nilai-nilai maskulinitas yang diekspresikan dengan cara positif bisa berperan serta dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mensinergikan pemahaman kita terkait dengan keterlibatan laki-laki dalam gerakan perjuangan keadilan gender. Mempelajari kembali dengan lebih mendalam nilai-nilai maskulinitas yang dijadikan sebagai landasan penyusunan strategi gerakan.

Memahami bagaimana nilai-nilai maskulinitas berkontribusi pada kekerasan, ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender. Berkenaan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini Aliansi Laki-Laki Baru Yogyakarta bekerja sama dengan Rifka Annisa bermaksud menyelenggarakan sebuah diskusi tentang “Laki-laki : Maskulinitas, Pemimpin dan Kekerasan.”

Berikut catatan diskusi yang dirangkum dari akun @RAWCC

[advanced_iframe securitykey=”19361e611de1db585d54a9de10cd1104a37a0d32″ src=”//storify.com/lakilakibaru/laki-laki-pemimpin/embed?border=false” width=”100%” height=”750″ frameborder=”no” allowtransparency=”true”]

About Redaksi ALB

Check Also

Webinar Konsultasi Nasional: Refleksi Pelibatan Laki-laki di Indonesia

Pengantar Upaya mencapai keadilan dan kesetaraan gender dilakukan dengan mendorong perubahan norma budaya patriarki yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *