Aksi Damai “Laki-Laki Anti Kekerasan Seksual”

Dalam rangka kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Aliansi Laki-laki Baru akan melakukan aksi kebudayaan dengan tema “Laki-laki Anti Kekerasan Seksual”.

Aksi ini merupakan bentuk dukungan untuk melawan kekerasan seksual dan mengajak para laki-laki yang tidak setuju dengan berbagai tindak kekerasan, khususnya kekerasan seksual agar bersuara.

Kekerasan terhadap perempuan bukan hanya masalah perempuan semata akan tetapi itu menjadi masalah kemanusiaan.

Siaran Pers
Aksi Kebudayaan
dalam rangka 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan
“Laki-Laki Anti Kekerasan Seksual”
Bundaran H.I, 04 Desember 2013

Menurut data yang diolah oleh Komnas Perempuan, sedikitnya 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap harinya. Pada tahun 2012 saja, tercatat 4.336 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan.

Empat jenis kekerasan yang paling banyak ditangani adalah perkosaan dan pencabulan (1620), percobaan perkosaan (8), pelecehan seksual (118), dan trafiking untuk tujuan seksual (403). Kekerasan seksual tersebut terjadi baik di lingkungan rumah, di tengah-tengah masyarakat maupun dilakukan oleh aparat negara.

Fakta yang mengejutkan juga muncul dari data hasil UN Multi-country Study on Men and Violence in Asia and The Pacific’s. Untuk Indonesia, studi ini dilakukan di wilayah Jakarta, Purwerojo dan Jayapura. 10 – 62% laki-laki mengaku pernah melakukan kekerasan seksual (terhadap pasangan atau non pasangan). 4 – 41% laki-laki pernah melakukan kekerasan seksual terhadap non-pasangan.

Hampir separuh (49%) dari laki-laki yang pernah melakukan kekerasan seksual, melakukannya pada saat usianya belasan tahun (<20 tahun). Sementara 11,9% melakukaanya pertamakali saat usianya dibawah 15 tahun. Lebih dari separoh (57,6%) laki-laki pernah melakukan kekerasan seksual, melakukannya secara berulang.

Sementara lebih dari sepertiga (33,1%) melakukannya terhadap lebih dari seorang perempuan korban.
Melihat fakta-fakta di atas, persoalan kekerasan seksual adalah persoalan yang serius di dunia, khususnya di Indonesia.

Salah satunya adalah perkosaan yang merupakan sebuah tindak kejahatan yang telah menafikan keberadaan korban sebagai manusia.

Perkosaan juga akan merampas masa depan korban bahkan tak jarang menimbulkan trauma psikologis, tertular infeksi menular seksual, serta kehamilan yang tidak direncanakan.

Tidak hanya itu, sikap masyarakat yang kerap menyalahkan korban dan melakukan pengucilan terhadap korban justru menambah beban sosial yang harus ditanggung perempuan. Tentu kita masih ingat beberapa komentar pejabat publik yang cenderung menyalahkan korban dan menuding cara berpakaian perempuan sebagai penyebab terjadinya kekerasan seksual.

Sebuah fakta bersama bahwa mayoritas pelaku kekerasan seksual adalah laki-laki. Data tersebut tentu sangat mengkhawatirkan. Apalagi bila kita tidak melakukan apa-apa.

Namun bila kita menginginkan sebaliknya agar makin sedikit laki-laki yang tidak melakukan kekerasan seksual, sebenarnya ada potensi dari 38-90% laki-laki tidak melakukan kekerasan seksual.

Selama ini kelihatannya sebagian besar mereka nampak diam, namun bila kita menggalang kepedulian dan keberpihakan terhadap korban. Bukan tidak mungkin mereka akan menjadi bagian laki-laki pejuang anti kekerasan seksual.

Dalam aksi damai ini, kami akan menggunakan pakaian adat dan profesi sebagai bentuk dukungan kami kepada setiap pihak yang melawan tindak kekerasan seksual di seluruh belahan Indonesia. Kami sadar bahwa persoalan ini adalah masalah bersama dan mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Aksi ini merupakan bagian dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

Merujuk pada fakta di atas, maka Aliansi Laki-laki Baru (ALLB) sebagai gerakan laki-laki untuk keadilan gender menyatakan:

  • Mendesak pemerintah untuk mengambil langkah yang serius dan tegas terkait dengan meningkatnya fenomena kekerasan seksual serta menghukum para pelaku secara maksimal tanpa membedakan kedudukan, posisi dan peran.
  • Mendesak pemerintah untuk menyediakan sistem perlindungan dan pemulihan korban kekerasan seksual.
  • Mengajak para laki-laki yang tidak setuju dengan kekerasan terhadap perempuan untuk bersikap dan bersuara menolak kekerasan seksual.
  • Mengajak para orang tua untuk mendidik anak mereka untuk tidak melakukan kekerasan seksual kepada orang lain.
  • Mengajak tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan kelompok masyarakat untuk ikut terlibat aktif dalam upaya melawan kekerasan seksual di masyarakat.
  • Mengajak lembaga sosial/ adat untuk ikut memberikan sanksi sosial kepada pelaku kekerasan seksual.

Jika anda membutuhkan informasi lebih jauh, silahkan hubungi Saeroni (0816-677730) Syaldi Sahude (0814-10052222) dan Wawan Suwandi (0813-18927206).

Anda bisa mendpatkan informasi mengenai Aliansi Laki-laki Baru dengan mengunjungi www.lakilakibaru.or.id atau mengikuti akun twitter @lakilakibaru

Organisasi Pendukung:

ADBMI Lombok Timur, ANSIPOL, DAMAR Lampung, GEMA Alam Lombok Timur, Institut Perempuan, JALA PRT, KKTG Aceh, LBH APIK NTB, LBHP2i Makassar, LRC-KJHAM, Nurani Perempuan Sumbar, Men’s Forum Aceh, Rifka Annisa, Rumah Perempuan, RUPARI Riau, SABDA Yogyakarta, SAMSARA Yogyakarta, Sanggar Suara Perempuan, SANTAI Mataram, SAPA Indonesia, WCC Cahaya Perempuan Bengkulu, WCC Bali, YABIKU KEFA, Yayasan Jurnal Perempuan, Yayasan Kalyanamitra, Yayasan Pulih

Silakan unduh Siaran Pers “Laki-laki Anti Kekerasan Seksual” (PDF File, Bahasa Indonesia)

About Redaksi ALB

Check Also

Sekali Lagi, Mengapa Laki-laki Harus Mendukung RUU TPKS

Mengapa laki-laki harus mendukung RUU TPKS Oleh Saeroni, M.H. Koordinator Nasional Aliansi Laki-laki Baru   …

One comment

  1. Turut mendukung dari Jawa Tengah
    LRC-KJHAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *