Berbagi Peran

Banyak Manfaatnya, Yuk Mulai Sekarang Kita Berbagi Peran

Bagi masyarakat urban yang memiliki tuntutan hidup dinamis, kita cenderung memacu diri untuk selalu produktif agar bisa bertahan. Itulah mengapa 24 Jam dalam sehari masih terasa kurang.

Dinamika tersebut berimbas pada semakin sedikitnya waktu yang dihabiskan di rumah bersama keluarga. Sibuknya jadwal diluar rumah sering sekali dijadikan alasan laki-laki tidak terlibat dipekerjaan rumah tangga, padahal laki-laki juga bisa berbagi peran di rumah.

Kita mungkin sudah terlanjur menerima norma umum yang diadopsi oleh masyarakat yaitu, semua urusan rumah tangga merupakan tanggung jawab perempuan. Padahal sebagai keluarga, kita tidak boleh terjebak dalam pembagian kerja berdasarkan gender.

Hubungan antar-anggota sebuah keluarga tidak hanya bersifat saling melengkapi, tetapi juga saling mengisi. Setiap orang dalam keluarga memiliki tanggung jawab yang sama untuk merawat kebersamaan yang ada di dalamnya, tak peduli apakah ia bapak atau ibu atau anak perempuan atau anak laki-laki ataupun anggota keluarga yang lain.

Keluarga tidak dibagi-bagi atas ruang yang berorientasi pada kerja dan gender, seperti dapur, kebun, ruang belakang, ruang tengah, ruang depan, dan lain-lain. Keluarga sudah selayaknya dipahami sebagai kumpulan manusia, bukan satuan kerja ataupun denah fisik yang terdiri atas ruang-ruang.

Berbagi peran ini bukan saja penting untuk keberimbangan dalam menjalani kehidupan, tapi juga dapat memberikan manfaat positif. Apa saja sih, manfaat berbagi peran dalam rumah tangga yang dapat dirasakan?
Berbagi Peran

  1.      Mengurangi Tingkat Stress

Jika pasangan suami-istri sama-sama bekerja dan tidak berbagi peran, tingkat stress kedua belah pihak tentu saja akan meningkat. Pekerjaan rumah kemungkinan besar akan menjadi terbengkalai dan rumah menjadi berantakan.

Tentu saja hal ini dapat menimbulkan stres yang mungkin akan berujung pada pertengkaran. Dengan berbagi peran di dalam rumah tangga, pasangan suami-istri dapat saling membantu mengurus rumah secara bersama sama dan menurunkan stres yang mungkin muncul, termasuk ketika mengasuh anak.

Enjang Wahyuningrum[1] menyatakan bahwa pembagian peran dalam pengasuhan (coparenting) dapat membantu mengurangi tingkat stres ayah dan ibu dalam mengasuh anak. Begitu pula dengan pembagian peran tugas-tugas domestik lainnya, yang jika dilakukan bersama dan dibagi secara setara akan mengurangi beban.

  1.      Menambah Quality Time

Abbie E. Goldberg dalam Journal Family and Psychology[2] menemukan bahwa perempuan yang bekerja, dalam kenyataannya mempunyai jumlah jam kerja per minggu 35 jam lebih banyak dibanding laki-laki.

Sebab, mereka juga harus mengerjakan tugas-tugas rumah tangga di luar pekerjaannya di luar rumah. Sehingga waktu untuk perempuan beraktualisasi dan menikmati quality time akan sangat terbatas.

Dengan berbagi peran, pasangan suami-istri dapat menambah quality time bersama yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Kegiatan yang biasanya hanya dilakukan oleh salah satu orang, dapat dikerjakan bersama-sama, misalnya memasak makan malam.

  1.      Meningkatkan Kualitas Hubungan

Adam Galovan rekan-rekannya dari Utah State University (dalam Nauert[3], 2013) melakukan survei terhadap 160 pasangan heteroseksual untuk melihat bagaimana orangtua membagi tanggung jawab rumah tangga dan bagaimana pekerjaan tersebut mempengaruhi hubungan suami dan istri.

Hasilnya adalah, sebagian besar istri berpendapat bahwa keterlibatan suami dalam melakukan pekerjaan rumah tangga akan menjadikan hubungan keluarga mereka menjadi semakin baik.

Jika pasangan berbagi peran di dalam rumah tangga, otomatis komunikasi di antara mereka akan membaik. Dalam sebuah rumah tangga di mana kedua pasangan saling bekerja, biasanya komunikasi akan berkurang dikarenakan waktu bersama yang tersedia lebih sedikit atau bisa juga dari efek kelelahan.

Berbagi peran dan mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama dapat membantu menambah kuantitas dan kualitas hubungan pasangan.

  1.      Membantu Perkembangan Anak Secara Positif

Umumnya, peran ayah dalam pengasuhan anak tidak terlalu terlihat karena sosok ayah lebih sering sebagai kepala rumah tangga yang bertugas bekerja mencari nafkah.

Akhirnya, sosok ayah pun jarang hadir di dalam rumah dan menyebabkan anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Ibu. Padahal, kehadiran sosok ayah dalam tumbuh kembang anak juga merupakan faktor yang penting.

Dr. Kyle D.Pruett[4], seorang ahli psikiatri anak, menyatakan bahwa relasi ayah dengan anak di masa kecilnya akan meningkatkan perkembangan empati anak. Berbagi peran dalam pasangan juga berarti berbagi tugas pengasuhan anak.

Hal ini akan memastikan kalau anak akan mendapatkan porsi pengasuhan yang seimbang dari kedua orang tuanya yang tentu saja akan membantu perkembangan anak secara positif.

Jadi, segeralah bicarakan perihal pembagian peran dengan pasangan atau keluarga anda sejak awal. Pahamilah bahwa jika ada dua orang atau lebih yang bekerjasama akan membawa hasil lebih baik dibanding menyerahkan seluruh tanggung jawab pada satu orang saja.

Buatlah kesepakatan bahwa tanggung jawab mengurus keluarga ada di tangan seluruh anggota keluarga. Dengan komitmen yang sama, Anda dan pasangan akan lebih siap menghadapi berbagai kendala yang mungkin dihadapi.

Yuk, mari #KitaMulaiSekarang berbagi peran dengan setara.

[1] Wahyuningrum, Enjang. 2011. Peran Ayah (Fathering) Pada Pengasuhan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas Kristen Satya Wacana.
[2] https://www.ncbi.nlm.nih.gov, Abbie E. Goldberg dan Perry-Jenkins Maureen: Division of Labor and Working-Class Women’s Well-Being Across the Transition to Parenthood, 2004
[3] https://psychcentral.com, Rick Nauert PhD: Shared Responsibilities Can Improve Marriage, 2013
[4] Pruet, Kyle. 2001. Fatherneed: Why Father Care is as Essential as Mother Care for Your Child. New York: Broadway Books.

About Aditya Pratama

Kontributor ALB, penggiat OBR Indonesia dan saat ini aktif sebagai fasilitator muda di program Laki-laki Peduli

Check Also

Relasi Sehat

Bicara tentang relasi seringkali kita langsung mengindetikannya dengan relasi pacaran atau pernikahan. Bahkan kita juga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *