Artikel ini mendiskusikan persoalan maskulinisme dalam pengetahuan dan aktivitas ilmiah serta menelusuri strategi epistemologis alternatif dalam rangka mencapai model pengetahuan yang membebaskan dan tanpa dominasi.
Dalam perspektif feminisme, isu mendasar dalam epistemologi dan filsafat ilmu mainstream adalah konsep pengetahuan dan praktek ilmiah yang diterima mengingkari pengaruh dimensi sosial dan politik terhadap aktivitas mengetahui beserta hasil-hasilnya.
Analisis feminis melihat bahwa dominasi laki-laki dan maskulinisme yang mencirikan struktur dan norma sosial yang mapan telah mereproduksi karakter dominatif tersebut ke dalam praktik dan standard pengetahuan yang objektif.
Artikel ini bermaksud untuk menjawab dua pertanyaan. Pertama, bagaimana maskulinisme sebagai norma sosial dan politik yang dominan mempengaruhi produksi pengetahuan? Kedua, strategi epistemologi apa yang dapat ditempuh untuk menghasilkan pengetahuan yang membebaskan dan tidak bersifat mendominasi?
Teori pengetahuan feminis berlandaskan pada keyakinan bahwa penyelidikan rasional adalah praktik sosial di mana gender sebagai norma dan referensi kultural dan politik memberikan pengaruh mendalam terhadap proses mengetahui dan hasil-hasilnya.
Teori pengetahuan yang membebaskan mensyaratkan pengakuan terhadap berbagai metode dan model pengetahuan yang sesuai dengan situasi spesifik subjek yang mengetahui. Dengan pemahaman epistemologi tersebut, pemikir feminis memformulasikan berbagai strategi mengetahui untuk mereduksi muatan maskulinisme dalam praktik pengetahuan dan ilmu yang mapan.
This post is also available in: English