I. Latar Belakang
Sejak awal tahun 2013, Yayasan Pulih Jakarta, telah menjalankan program MenCare+, sebuah program kampanye global untuk mempromosikan keterlibatan laki-laki, baik laki-laki dewasa sebagai pasangan, dan juga laki-laki muda/remaja, agar bertanggung jawab dan berperilaku tanpa kekerasan. Dalam implementasi program, Yayasan Pulih bekerjasama dengan Aliansi Laki-laki Baru (ALB), berperan dalam kampanye nasional untuk advokasi pelibatan laki-laki, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan forum belajar.
Forum belajar adalah sebuah kegiatan diskusi dengan jumlah peserta yang dibatasi, yaitu maksimal 20 orang. Kegiatan ini dilaksanakan untuk laki-laki dewasa, ayah, pasangan muda, anak muda dan kelompok masyarakat umum lainnya.
LGBT dan Moralitas
Pada tanggal 26 Juni 2015 yang lalu, Mahkamah Agung di Amerika Serikat mengambil keputusan yang berani untuk melegalisasi pernikahan sesama jenis. Amerika Serikat menjadi negara ke-22 setelah Finlandia, Irlandia dan Greenland yang mengakui pernikahan sesama jenis pada tahun 2015 ini. Hal tersebut menuai pro dan kontra di mana-mana, termasuk Indonesia dan mayoritas melihat hal tersebut sebagai tindakan melanggar moralitas.
Kelompok LGBT masih dianggap sebagai kelompok yang menganut nilai-nilai amoral dan abnormal oleh masyarakat hingga sekarang. Akibatnya, mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif dari banyak kelompok masyarakat sehingga beberapa hak mereka sebagai manusia tidak dapat dipenuhi. Hal tersebut terjadi karena adanya nilai-nilai heteronormativitas, yaitu keyakinan bahwa manusia hanya boleh tertarik pada lawan jenis untuk saling ‘melengkapi’ dan menghasilkan keturunan dengan peran sosial yang sudah ditempelkan pada masing-masing jenis kelamin. Di mana menegaskan bahwa heteroseksual adalah satu-satunya orientasi seksual dan norma yang paling benar dalam berelasi.
Heteronormativitas lahir dari budaya patriark dan tafsir agama yang terus menerus didengungkan melalui ajaran-ajarannya. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok LGBT seringkali menjadi rumit karena selalu dikaitkan dengan tafsir agama serta budaya patriarkal tersebut, dan melahirkan berbagai bentuk diskriminasi terhadap mereka. Sehingga keberagaman identitas seksual dan gender sangat sulit diterima dalam mayoritas masyarakat. Ketika identitas kelompok LGBT tidak diakui oleh negara, maka mereka tidak mendapatkan hak yang setara seperti heteroseksual atau cis-gender dan rentan mengalami kekerasan.
Moralitas adalah sebuah produk budaya dari masyarakat setempat mengenai mana yang baik dan buruk. Saat ini, hampir seluruh kebudayaan di dunia melihat bahwa orientasi seksual dan identitas gender seringkali dikaitkan dengan moralitas. Pertanyaannya, sejak kapan kemudian isu ini menjadi persoalan moral? Dalam sejarah kebudayaan nusantara, LGBT setidaknya telah diakui bahkan dalam kebudayaan Bugis (Bissu), mereka mendapatkan posisi terhormat.
Pemahaman tentang permasalahan yang dihadapi oleh kelompok LGBT sangatlah penting untuk dibahas dan dipelajari bersama. Berangkat dari pemahaman tersebut, kita dapat melihat LGBT bukan lagi dari sudut moralitas namun melihat dari esensi mereka sebagai manusia yang juga memiliki hak dan harus dihormati.
II. Tujuan
Forum belajar topik “LGBT dan Moralitas” diadakan dengan tujuan:
- Memahami bahwa isu LGBT adalah isu HAM.
- Memahami LGBT dan hak-haknya.
- Membangun perspektif yang sensitif gender dan setara juga anti-kekerasan.
- Berbagi pengalaman dalam kehidupan sehari-hari terkait isu LGBT.
- Mengetahui tentang bagaimana laki-laki (cis) bisa terlibat dalam isu LGBT.
III. Output Forum Belajar
Peserta memahami bahwa laki-laki dapat menjadi individu yang menghormati orang lain tanpa melihat orientasi seksual atau identitas gender seseorang serta berperan aktif dalam mengurangi kekerasan terhadap kelompok LGBT
IV. Pelaksanaan Forum Belajar
Forum belajar dengan topik “LGBT dan Moralitas” akan diadakan pada:
- Hari : Sabtu, 15 Agustus 2015 (TBC)
- Waktu : 15.00 – 17.00 WIB
- Tempat : Coffeewar, Jl. Kemang Timur Raya No.15 A, Kemang, Jakarta Selatan
- Moderator : Bagia A. Saputra – Penggiat Laki-laki Baru
- Teman Belajar : Irwan M. Hidayana – Dosen dan Peneliti Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia
V. Peserta Forum Belajar
Forum belajar akan diikuti oleh maksimal 20 orang peserta dengan melakukan pendaftaran online pada setiap sesinya. Peserta yang diharapkan bergabung dalam forum belajar adalah kelompok:
- Laki-laki dewasa
- Laki-laki muda
- LGBT
- Akademisi
- Masyakarat umum
VI. Narahubung Forum Belajar
Aliansi Laki-laki Baru: Shera R. Pringgodigdo – 08989890036 / shera@lakilakibaru.or.id
[advanced_iframe securitykey=”19361e611de1db585d54a9de10cd1104a37a0d32″ src=”https://docs.google.com/forms/d/1_gP7Cb0E81DwZO9O3FvDhs96xlcWMrgNpJRexb4vWzI/viewform”]