“Aku membersihkan rumah dan melakukan tugas domestik bukan karena aku membantu di rumah, tapi karena aku bagian dari rumah.”
Berbagi tugas untuk mengerjakan pekerjaan rumah adalah hal yang sangat menyenangkan, karena seluruh anggota keluarga di rumah berkerja sama dan terlibat aktif di dalamnya. Faktanya apabila pekerjaan rumah dilakukan bersama sama pasti pekerjaan itu akan cepat selesai.
Selain itu, waktu berkualitas pasti akan lebih banyak tercipta, kebersamaan dan kepedulian akan membuat hubungan di suatu keluarga akan menjadi makin erat. Hal yang tadi disebutkan adalah manfaat jika kamu berbagi peran di pekerjaan rumah, dan masih banyak manfaat positif yang bisa kamu dan anggota rumah lainnya rasakan dari berbagi peran.
Sudah saatnya laki-laki berperan lebih banyak di rumah, berbagi peran setara dengan istri/ibu/saudara perempuannya. Karena nyatanya, pekerjaan domestik tidak hanya untuk perempuan saja, itu juga tugas laki-laki, karena laki-laki yang berbagi peran rumah itu adalah laki-laki yang peduli akan keluarga dan rumahnya serta karena dia merasa, dia adalah bagian dari rumah.
Sudah banyak laki-laki yang menganggap pekerjaan-pekerjaan rumah adalah tugasnya juga, mereka menjalani apa yang dirasakannya bermanfaat untuk seluruh anggota keluarga.
Muhammad Anwar, seorang penggerak di desa Mekarsari. Selain sebagai petani hutan dia juga bekerja sebagai penyuluh kehutanan swadaya masyarakat (PKSM). Aktivitas sehari – harinya bekerja di hutan mulai dari pagi hingga siang hari bahkan sampai sore hari.
Namun di tengah kepadatan aktivitasnya, dia tidak melupakan peran dan tanggung jawabnya kepada keluarga. Bapak satu anak ini selalu meluangkan waktunya untuk membantu istri mengurus rumah tangga, bahkan tidak jarang dia memasak untuk keluarga.
Menurutnya, dalam menjalankan kehidupan rumah tangga, pekerjaan domestik tidak harus semuanya dibebankan kepada perempuan atau istri. Ketika ada kesempatan, laki–laki juga harus bisa dan mau mengerjakan pekerjaan domestik untuk meringankan pekerjaan istri.
Sementara itu di bilangan Jakarta Barat, Yoshua, seorang karyawan swasta, menuturkan bahwa laki-laki harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, “karena rumah kamu, ya tugas untuk membersihkannya juga tugas kamu” tuturnya.
Yoshua sudah dibiasakan sedari kecil untuk mengerjakan pekerjaan rumah sehingga keluarganya tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga. Selain itu dia merasakan banyak manfaat di balik aktifitasnya mengerjakan pekerjaan rumah. Dia merasa menjadi lebih bertanggung jawab atas pekerjaannya dan tentunya rumah menjadi lebih nyaman dan bersih.
Daffa, remaja yang masih duduk di sebuah Sekolah Menengah Atas di wilayah Jakarta Timur, adalah remaja yang tak enggan mengerjakan pekerjaan rumahnya. Menyapu, mengepel, mencuci dan tugas rumah lainnya sudah menjadi rutinitas hariannya.
“Daffa sudah terbiasa sejak SD terlibat dalam pekerjaan rumah, mulai dari bersih-bersih,” tutur Sidiq Gunawan, ayah dari Daffa. Tak jarang saat ada temannya yang mendatanginya untuk mengajaknya bermain di luar saat dia sedang mengerjakan pekerjaan rumah, dia lebih memilih untuk meminta temannya menunggu terlebih dahulu pekerjaan rumahnya selesai, lanjut bapak Sidiq bercerita. Daffa mungkin bisa menjadi contoh laki-laki yang menganggap pekerjaan rumah sebagai tugas bersama dan tidak akan dianggap aneh jika mengerjakan pekerjaan rumah.
Sogi Indra Duaja, seorang penyiar radio yang juga tergabung dalam komunitas Ayah ASI, menggunakan pendekatan fleksibel dalam berumah tangga dengan istrinya. Bagi mereka tidak ada pemilahan khusus siapa melakukan apa, tetapi apa yang bisa dilakukan, itu yang dikerjakan.
“Saya lebih suka jika ini disebut sebagai hubungan yang fleksibel. Dalam arti, apa yang bisa saya kerjakan ya saya kerjakan, begitu juga dengan istri, tanpa harus bersinggungan dengan peran gender”.
Mengingat kembali cerita saat anaknya masih membutuhkan ASI Ekslusif, Sogi memahami kesibukan dan ketegangan bisa memengaruhi produksi ASI. Itu sebabnya, Sogi berusaha membuat istrinya nyaman dengan cara meringankan beban kerja.
Bagi komedian ini, ikut begadang, membuat susu, mengganti popok ketika buah hatinya masih bayi, hingga memandikan anak, bukan pekerjaan aneh. Keterlibatannya dalam merawat anak, menurut Sogi membawa berkah tersendiri, anak-anak menjadi lebih dekat dengan orangtua.
Sekarang, dia dan sang istri tanpa sadar selalu tersenyum jika melihat dan mengingat proses tumbuh kembang kedua buah hatinya.
Sebenarnya masih banyak lagi cerita dan kisah sukses laki-laki yang berbagi peran dan mendapatkan manfaat positif untuk dirinya dan keluarganya. Sudah saatnya kita membiasakan diri dan mendidik anak kita, tidak peduli laki-laki atau perempuan, untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara bersama-sama.
Karena kita adalah bagian dari rumah kita, lalu apa masih harus kita enggan menjalankan peran yang memang menjadi tugas kita di rumah? Yuk #KitaMulaiSekarang berbagi tugas bersama di rumah.
Sumber & Referensi :
www.lakilakibaru.or.id, Muhammad Anwar: Urusan Domestik Bukan Hanya Tanggung Jawab Istri, 2016
Wawancara Narasumber & Keluarga untuk konten video photoslide Yayasan Pulih & Aliansi Laki Laki Baru