Ezra dan Cikal Bakal Perubahan Perilaku Seorang Anak Lelaki

Program sekolah Community Organizer (CO) Laki-Laki Baru (LLB) di komunitas orang muda Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), setidaknya telah menghasilkan titik terang bahwa perubahan perilaku secara personal ke arah yang lebih baik bukanlah hal mustahil dan hal tersebut sangat berguna untuk dijadikan pembelajaran bersama.
Salah satunya adalah Ezra yang berasal dari Kelurahan Naioni, sekitar 15 km dari Kota Kupang. Dia merupakan salah satu peserta yang mendaftarkan dirinya untuk mengikuti program sekolah CO LLB, memiliki rekam jejak yang dekat dengan perilaku kekerasan. Dengan kesadarannya memilih untuk mengikuti program tersebut merupakan lompatan besar dalam kehidupannya sebagai upaya ia merubah perilakunya.
Sebagai seorang anak yang masih tinggal dengan orang tua, dahulu ia anak yang kerap membantah orang tuanya, apalagi bila sang orang tua meminta ia untuk membantu berbelanja ke pasar. Tetapi setelah ia berkenalan dengan konsep diri, konsep relasi, dan pemahaman tentang konstruksi gender, pembagian peran laki-laki dan perempuan, serta hal lainnya terkait dengan konstruski sosial selama mengikuti program sekolah CO LLB, ia pun menunjukan perubahan yang signifikan. Sekarang, ia justru proaktif menanyakan kepada orang tuanya mengenai hal apa yang bisa ia bantu, termasuk menanyakan apakah ada yang perlu dibeli di pasar. Karena itulah pada suatu hari salah seorang panitia sekolah CO LLB mendapati ia tengah mengendarai sepeda motor membawa kantong-kantong belanjaan dari pasar.
Melihat fenomena tersebut, panitia sekolah menanyakan motivasi yang melatarbelakangi, dan menurut Ezra, apa yang ia lakukan merupakan perbuatan yang didasari atas kesadaran. Bila dilakukan dengan sungguh-sungguh bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, di mana perbuatan tersebut menurutnya juga sebagai upaya ia memberi contoh kepada yang lain.
Perubahan perilaku yang terjadi pada Ezra, sepintas terlihat hanyalah sebagai perubahan kecil, namun pada banyak kasus, perubahan perilaku seorang laki-laki yang sedari kecil dimanjakan dengan keistimewaan dan dikonstruksi untuk mempertahankan maskulinitasnya secara kaku, merupakan langkah besar sebagai upaya mendekonstruksi budaya patriarki, dan apa yang dilakukan Ezra bukan saja membuat ia keluar dari kotak konsep laki-laki konvensional yang bias gender, tetapi apa yang terjadi pada dirinya juga menjadi inspirasi bagi masyarakat di sekitarnya.
*Catatan pengalaman CO

About Redaksi ALB

Check Also

LAKI-LAKI YANG “DILATIH” MEMPERKOSA

LAKI-LAKI YANG “DILATIH” MEMPERKOSA   Oleh: Nur Hasyim (Co-Founder Aliansi Laki-Laki Baru, Direktur C-PolSis FISIP …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *