Kita Mulai Sekarang
“Sebuah Kampanye Pelibatan Laki-laki untuk Berbagi Peran dan Mendukung Pemberdayaan Ekonomi Perempuan.”
Ketidaksetaraan gender masih menjadi persoalan di seluruh dunia yang sangat membutuhkan perhatian untuk diupayakan pencegahan dan penanganannya, termasuk di Indonesia. Salah satu dampak dari ketidaksetaraan gender adalah terbatasnya partisipasi signifikan perempuan di sektor ekonomi. Hal tersebut terjadi salah satunya disebabkan karena adanya beban ganda yang diberikan terhadap perempuan.
Secara umum beban ganda berarti beban pekerjaan yang diterima oleh satu jenis kelamin, dalam konteks ini perempuan, lebih banyak daripada jenis kelamin lainnya. Oleh karena konstruksi gender tersebut, walaupun sudah semakin banyak perempuan yang bekerja di wilayah publik, namun, tanggung jawab domestik (rumah tangga) tetap dianggap tanggung jawab perempuan, sehingga perempuan mengalami beban ganda, dimana dia harus bertanggung jawab terhadap kegiatannya di ranah publik sambil tetap tidak bisa melupakan tanggung jawabnya di ranah domestik.
Terlepas dari adanya faktor preferensi dari perempuan dan laki-laki itu sendiri untuk menentukan pilihan keterlibatan dalam ranah domestik dan publik (Hakim, 2010) dan adanya studi yang menunjukkan sudah semakin banyak laki-laki terlibat dalam domestik (Sei Katsu Sha Forum, 2017), namun fakta menunjukkan stereotip peran gender dimana laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama masih sangat mendominasi yang menyebabkan tingkat partisipasi perempuan dalam ekonomi masih rendah dan terbatas pada bidang tertentu saja (Bappenas, 2015).
Kampanye Pelibatan Laki-laki Sebagai Salah Satu Strategi
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan partisipasi signifikan perempuan di sektor ekonomi. Mckinsey Global Institute (2012) menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbesar ketujuh pada 2030, asalkan dapat meningkatkan pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi.
Salah salah satu upaya tersebut adalah dengan mendorong pelibatan laki-laki agar berbagi peran dan beban tanggung jawab dalam ranah domestik. Dengan adanya pembagian peran yang adil di ranah domestik, laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Kesempatan inilah yang dapat mendorong terjadinya pemberdayaan ekonomi perempuan, dimana hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian di Indonesia.
Sejak awal berdiri, Yayasan Pulih telah berupaya melibatkan laki-laki di dalam upaya pemulihan psikososial bagi penyintas (survivor) yang didampingi. Kemudian sejak tahun 2009, upaya tersebut makin dikuatkan dengan bergabungnya Yayasan Pulih ke dalam Aliansi Laki-laki Baru (ALB) bersama dengan Yayasan Jurnal Perempuan, Rifka Annisa, Cahaya Perempuan Bengkulu, Men’s Forum Aceh, dan Rumah Perempuan Kupang, Aliansi Laki-laki Baru dengan organisasi pendukungnya kemudian menjalani program yang secara khusus bertujuan mengajak laki-laki untuk memiliki relasi yang lebih setara dengan perempuan.
Pada tahun 2018-2019, Yayasan Pulih sebagai salah satu organisaisi pendukung Aliansi Laki-laki Baru menjalankan sebuah program untuk mengajak laki-laki untuk lebih terlibat dalam berbagi peran domestik agar dapat mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan.
Kegiatan ini didukung oleh Investing in Woman, sebuah program kemitraan antara Australia dengan sejumlah negara ASEAN termasuk Indonesia, yang fokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan. Harapannya, dengan berbagi peran dan terbangunnya hubungan yang sehat beban pekerjaan perempuan terutama di ranah domestik dapat lebih dibagi bersama-sama dengan pasangannya, sehingga ada waktu luang yang dapat dimanfaatkan perempuan agar ia menjadi lebih berdaya, terutama dalam konteks ekonomi.
Kampanye Kita Mulai dari Sekarang
Program kampanye yang akan dilakukan menyasar laki-laki dan perempuan berusia 15-40 tahun sebagai penerima manfaat. Kampanye ini dilakukan untuk mempromosikan nilai-nilai adil gender serta mengajak laki-laki sebagai agen perubahan untuk terlibat berbagi peran di ranah rumah tangga.
Program kampanye ini juga mengajak para anak muda untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian mereka terhadap nilai adil gender sedini mungkin serta membawa dampak perubahan bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain yang ada di lingkungan sekitar mereka. Diharapkan dengan adanya kesadaran serta kepedulian adil gender, mereka juga turut terlibat untuk berbagi peran serta mendukung peran ekonomi perempuan.
Apa itu #KitaMulaiSekarang?
Hashtag (tanda pagart) ini adalah identitas kampanye digital yang bertujuan meningkatkan peran laki-laki untuk lebih terlibat berbagi peran dalam melakukan tugas rumah tangga, agar beban ganda perempuan yang selama ini ada dapat diminimalisir, sehingga perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Kenapa Pekerjaan Domestik?
Pekerjaan domestik (mencuci, memasak, menyetrika, merapihkan rumah, sampai dengan mengurus anak) sering kali diidentifikasi sebagai “pekerjaan perempuan” dan membuat laki-laki menjadi enggan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga juga merupakan pekerjaan yang tidak berbayar, sehingga dianggap bukan sebagai sebuah pekerjaan.
Anggapan ini sudah melekat dan ada di masyarakat secara turun temurun, sehingga ketika ada laki-laki yang mau dan mampu melakukan pekerjaan rumah tangga akan cenderung mendapatkan label negatif dari masyarakat yang melihatnya.
Itulah mengapa kampanye #KitaMulaiSekarang menjadikan ruang domestik dan pekerjaan domestik sebagai sesuatu yang juga sama-sama penting dengan pekerjaan yang berbayar lainnya. Dengan demikian kampanye ini bermaksud untuk menunjukkan bahwa pekerjaan rumah tangga tidak hanya dikonotasikan sebagai pekerjaan perempuan, tetapi sebagai pekerjaan bersama antara laki-laki dan perempuan, karena pada dasarnya laki-laki juga mampu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Kenapa #KitaMulaiSekarang?
Selain menjadi identitas kampanye, hashtag ini juga dimaksudkan menjadi ajakan untuk melakukan aksi nyata bagi laki-laki dan perempuan untuk berbagi tugas rumah tangga. Sejauh ini masih sedikit kisah sukses dari berbagi peran dan berbagi tugas rumah tangga yang terekam serta terdata. Minimnya pendataan tersebut, membuat perempuan dan laki-laki, khususnya, menjadi kurang terpapar dengan manfaat dan alasan penting dari berbagi peran.
Dengan hashtag ini, proses dokumentasi akan cerita sukses orang-orang yang berbagi peran akan dapat terlihat. Tidak hanya kisah sukses, namun berbagai informasi, manfaat, serta bagaimana mulai berbagi peran dapat ditelusuri. Ajakan ini di rasakan perlu mengingat perubahan pola pikir dan perilaku membutuhkan proses yang cukup lama, sehingga waktu yang dirasakan tepat untuk mulai berubah ke arah yang lebih baik adalah Sekarang!
Siapa saja #KitaMulaiSekarang?
Kita adalah laki-laki dan perempuan. Berbagi peran dan tugas rumah tangga tidak hanya bagi orang-orang yang sudah menikah dan memiliki anak. Selama ini kata rumah tangga memang melekat dengan status pernikahan. Namun, ternyata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rumah tangga mengandung arti “yang berkenaan dengan urusan kehidupan dalam rumah (seperti hal belanja rumah)” atau “berkenaan dengan keluarga.”
Jadi kata rumah tangga tidak hanya untuk orang-orang yang sudah berkeluarga saja, tetapi melingkupi kehidupan sehari-hari bersama keluarga di rumah, di mana anak laki-laki dan perempuan dapat berbagi peran dan tugas rumah tangga. Bila sejak di rumah sudah membiasakan diri berbagi tugas rumah, maka seorang anak selain akan memiliki keterampilan tentang bagaimana memasak, mencuci, dan lainnya, juga dapat membentuk mental kemandiriannya.
Jadi, kalau tidak sekarang kita mulai, kapan lagi?
#KitaMulaiSekarang
Referensi
Hakim, C. (2010). (How) Can Social Policy and Fiscal Policy Recognise Unpaid Family Work? Renewal: A Journal of Social Democracy.
ASEAN Sei Katsu Sha Forum (2017). Retrieved August 2018, from Hakuhodo Global
Bappenas. (2015). Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK). Bappenas.
Institute, M. G. (2012). McKinsey Global Institue. Retrieved 2018.