Saat ini, perempuan masih dianggap sebagai subhuman –sebuah realita yang dapat dilihat dalam berbagai faset, mulai dari politik, musik, sampai film. Kalau kita ingin melihat perubahan pada masalah ini, kita harus membesarkan generasi baru yang meyakini kesetaraan gender.
Penulis dan feminis Chimamanda Ngozi Adichie baru saja mempublikasikan panduan berisi 15 langkah untuk membesarkan anak yang feminis. Panduan ini ia publikasikan di Facebook dalam bentuk surat kepada Ijeawele, seorang temannya yang baru melahirkan putri bernama Chizalum Adaora.
Chimamanda adalah tokoh yang berpengaruh dalam perjuangan hak-hak perempuan. Pidato TEDxEuston-nya yang dituangkan ke dalam buku berjudul We Should All Be Feminists ditampilkan dalam lagu Beyonce, Flawless, dan menjadi inspirasi bagi desainer Dior Maria Grazia Chiuri.
Ini bukan masa yang mudah untuk menjadi perempuan. Di Nigeria, ada presiden yang meyakini bahwa tempat istrinya adalah di dapur. Sementara itu, Presiden Donald Trump berkoar soal sikap dan pandangan eksploitatifnya terhadap perempuan.
Namun di tengah segala kemunduran ini, surat Chimamanda mengingatkan perempuan di mana saja bahwa mereka adalah manusia seutuhnya, yang mampu berdiri sendiri. Bukan sebagai putri, ibu, atau saudara dari seseorang, tapi sebagai manusia.
“Aku berarti. Aku sama berartinya dengan orang lain. Tanpa macam-macam syarat, aku berarti. Aku sama berartinya dengan orang lain. Titik,” tulis Chimamanda.
Berikut versi ringkas dari saran-saran yang Chimamanda berikan pada sahabatnya dalam membesarkan anak yang feminis.
- Jadilah manusia yang utuh. Menjadi ibu adalah hal yang mulia, tapi jangan mendefinisikan dirimu hanya sebagai ibu. Jadilah manusia yang utuh. Itu akan bermanfaat bagi anakmu.
- Besarkan anakmu bersama pasanganmu. Ingat kan di sekolah kita diajari bahwa kata kerja adalah kata yang menunjukkan tindakan? Nah, menjadi ayah dan menjadi ibu adalah kata kerja dengan beban yang sebenarnya sama. Chudi (ayah dari Chizalum) harus melakukan semuanya selama secara biologis memungkinkan – artinya, dia juga bertanggung jawab atas semua aspek membesarkan anak kecuali menyusui.
- Ajari anakmu bahwa peran gender itu omong kosong. Jangan pernah melarang atau menyuruhnya melakukan sesuatu “karena kamu anak perempuan”.
- Waspada terhadap bahaya Feminism Lite, atau gagasan mengenai kesetaraan perempuan tapi dengan syarat atau kondisi tertentu. Tolak gagasan bobrok seperti itu. Menjadi feminis itu ibarat hamil, di mana hanya ada 2 pilihan: kamu hamil atau tidak. Maka hanya ada 2 pilihan juga: kamu meyakini kesetaraan perempuan sepenuhnya atau kamu tidak meyakini itu.
- Ajari Chizalum membaca. Ajari dia untuk mencintai buku. Cara terbaik adalah dengan memberikan contoh. Kalau dia melihatmu membaca, dia akan memahami bahwa membaca adalah kegiatan yang bernilai. Bahkan kalau dia tidak sekolah dan hanya membaca buku, bisa jadi dia akan tumbuh dengan pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan anak yang dididik secara konvensional.
- Ajari dia untuk mempertanyakan bahasa. Bahasa mengandung prasangka, keyakinan, dan asumsi yang kita miliki. Tapi sebelum kamu mengajarinya, kamu sendiri harus mempertanyakan bahasa yang kamu pakai.
- Jangan pernah membicarakan pernikahan seolah itu adalah sebuah prestasi. Dengan caramu, terangkan padanya bahwa pernikahan bukanlah sebuah prestasi dan bukan pula hal yang harus ia cita-citakan.
- Ajari dia untuk tidak mementingkan seberapa menyenangkan dirinya bagi orang lain. Tugasnya bukan untuk membuat dirinya disukai, tapi untuk menjadi dirinya sendiri, yaitu pribadi yang jujur dan sadar akan kemanusiaan orang lain.
- Berikan Chizalum sebuah konsep diri. Ini penting. Dan biarkan ia tumbuh memahami dirinya sebagai perempuan Igbo yang bangga, di antara identitas-identitas lainnya.
- Selalu pikirkan dampak dari caramu terlibat dengannya dan penampilannya. Dorong ia untuk berpartisipasi dalam olah raga. Ajari dia untuk aktif secara fisik. Jalan-jalanlah dengannya. Berenang, Lari, Bermain tenis, Sepak bola, Tenis meja, Olah raga apa saja. Kupikir ini penting bukan hanya karena akan menjadikannya sehat, tapi juga dapat membantu dia menghadapi kecemasan mengenai citra tubuh yang dipaksakan dunia ini kepada anak-anak perempuan.
- Ajari dia untuk mempertanyakan budaya kita yang memanfaatkan biologi secara selektif sebagai alasan untuk menciptakan norma-norma sosial.
- Berbicaralah dengannya soal seks dan mulailah sejak dini. Mungkin akan terasa canggung, tapi ini penting dilakukan.
- Percintaan akan terjadi, jadi bersiaplah.
- Saat mengajarinya tentang opresi, usahakan untuk tidak menjadikan pihak yang ditindas sebagai orang suci. Kesucian bukanlah syarat untuk menjadi manusia bermartabat. Orang-orang jahat dan pembohong adalah manusia juga, dan mereka berhak untuk dihargai.
- Ajari dia tentang perbedaan. Jadikanlah perbedaan hal yang normal. Ajari Chizalum untuk tidak melekatkan nilai pada perbedaan. Alasannya bukan untuk bersikap adil atau baik, tapi menjadi manusia yang praktis. Karena pada kenyataannya, di dunia ini kita menghadapi perbedaan. Dengan mengajari dia tentang perbedaan, artinya kamu sedang mempersiapkan dia untuk bertahan di dunia yang beraneka ragam ini.
Tidakkah kita berharap ibu kita mengajarkan semua ini saat membesarkan kita?
Diterjemahkan dari The complete Chimamanda guide to raising a feminist child oleh Stephanie Ohumu
This post is also available in: English